Jumat, 06 April 2018

wajah baru KRL



Nama   : Ajriyani
Kelas   : 4EA31
Npm    : 10214687

Sejarah singkat Krl

Kereta masa lampau

·         TAHUN 1925
Kereta lokomotif listrik pertama buatan Belanda yang dikenal KA Bonbon mulai beroperasi di Jakarta pada 1926 sampai 1976. Saat ini KA Bonbon dipelihara di Balai Yasa Manggarai, Jakarta Selatan dan hanya difungsikan untuk kegiatan tertentu. KA Bonbon merupakan cikal bakal munculnya KRL.
·         TAHUN 1976
Kereta lokomotif listrik digantikan KRL dari Jepang.
·         TAHUN 1976 - 2006
Para penumpang masih naik ke atas atap KRL ekonomi. Mereka berebut memanjat ke atap gerbong lewat jendela. Pedagang juga bebas berjualan di dalam gerbong kereta.
·         TAHUN 1976 - 2013
Kondisi peron di sejumlah stasiun yang masih dipenuhi pedagang. Para pedagang bebas berjualan, bahkan menggelar pasar tumpah di bantaran rel.

Perubahan wajah kereta dan stasiun
·         23 Maret 2009
Pembenahan layanan KRL Jabodetabek diawali dengan pembelian 8 unit kereta AC pertama seri 8500 yang kemudian dibentuk menjadi satu rangkaian KRL. Saat itu, rangkaian KRL pertama ini dikenal dengan nama Jalita, akronim dari Jalan-jalan Lintas Jakarta.
·         19 Mei 2009
PT KAI membentuk anak perusahaan yang khusus mengoperasikan KRL AC. Anak perusahaan ini diberi nama PT KAI Commuter Jabodetabek atau KCJ. Tahun 2017, KCJ berganti nama menjadi PT KAI Commuter Indonesia (PT KCI).
·         2 Juli 2011
Pola single operation mulai diterapkan. Pada pola ini, semua KRL AC, termasuk KRL ekspress mulai dilebur menjadi satu layanan yang diberi nama KRL commuter line.  KRL commuter line wajib berhenti di setiap stasiun. Sebelum pola ini diterapkan, KRL ekspress hanya berhenti di beberapa stasiun.
·         5 Desember 2011
Pola operasi loop line mulai diterapkan. Pada pola ini terdapat penyederhanaan rute KRL dan mulai diterapkannya sistem transit. Dengan diterapkannya pola operasi loop line ini, tidak ada lagi KRL dari Bogor yang langsung ke Tangerang, ataupun KRL dari Serpong yang langsung ke Bekasi.
·         Desember 2012

Mulai dilakukan penertiban terhadap keberadaan kios-kios pedagang liar di area stasiun, baik di peron maupun halaman stasiun. Penertiban yang dilakukan secara bertahap di seluruh stasiun di wilayah Jabodetabek ini tercatat berlangsung hingga pertengahan 2013.
25 Juli 2013: Layanan KRL ekonomi di semua relasi dihapuskan sehingga seluruh perjalanan KRL di wilayah Jabodetabek dilayani oleh KRL commuter line. Seiring “hilangnya” KRL ekonomi, penumpang pun tak ada lagi yang naik ke atap kereta.

Perubahan layanan tiket
·         1 Juli 2013: PT KCJ
menerapkan sistem tiket elektronik. Tiket elektronik ini menggantikan tiket kertas yang sebelumnya digunakan.  Ada dua jenis tiket elektronik, yakni kartu single-trip untuk satu kali perjalanan dan kartu multi-trip (KMT) yang dapat digunakan untuk beberapa perjalanan selama saldo mencukupi.
·         22 Agustus 2013

PT KCJ memberlakukan uang jaminan Rp 5.000 pada kartu single-trip. Hal ini dilakukan menyusul banyaknya kartu single-trip yang tidak dikembalikan sehingga membuat PT KCJ merugi. Penerapan uang jaminan juga membuat istilah kartu single-trip diubah menjadi tiket harian berjaminan atau THB.
·         September 2015
PT KCJ mulai mengembangkan jenis tiket yang biasa digunakan pelanggan. Tidak hanya kartu, tiket juga berbentuk gelang, stiker, dan gantungan kunci.
·         Januari 2016
PT KCJ menyediakan vending machine untuk mengurangi transaksi di loket. Dengan adanya mesin ini, penumpang bisa membeli tiket secara mandiri. Mesin ini dapat melayani semua transaksi, mulai dari pengisian saldo KMT, pembelian, dan pengembalian THB.


Kesimpulan
Perkembangan KRL saat ini semakin membaik dari kereta sendiri sudah memakai ac dengan pinru otomatis sehingga keselamatan penumpang terjaga dan sudah tidak adanya lagi pedagang didalam kereta dan pedagang asongan sehingga menjaga kebersihan kereta dan stasiun agar para penumpang nyaman.
Dari segi tiket perubahan pun terjadi dari tiket kertas hingga sat ini yang digunakan adalah elektronik tiket dengan dua jenis yaitu single-trip untuk satu kali perjalanan dan kartu multi-trip (KMT) yang dapat digunakan untuk beberapa perjalanan selama saldo mencukupi. Saat ini pun sudah dapat dijumpai vending machine, adalah mesin untuk mengisi saldo tiket dengan mandiri sehingga tidak terjadi anteri yang terlalu panjang. Dan untuk kartu multi trip yang digunakan untuk beberapa kali perjalanan ini dapat dibeli di kantor cabang bank bank yang menyediakan kartu multi trip atau bisa juga di indomart / alfamart seperti contoh flazz bca, brizzi bri, e- money mandiri,dll.
Kelebihan elektronik tiket :
·         E-ticketing otomatis mengajarkan budaya tertib bagi pengguna Commuter Line. Mereka dipaksa mandiri. Membeli sendiri tiket elektronik di vending machine, tak mesti dilayani oleh petugas karcis di loket.
·         E-ticketing juga diberlakukan untuk mendorong modernisasi masyarakat. Sebelum e-ticketing diterapkan, banyak pengguna KRL mengeluh soal uang kembalian mereka yang kurang. Kini setelah tiket elektronik diterapkan, laporan komplain tersebut hampir tak ada.


https://kumparan.com/@kumparannews/memaksa-penumpang-krl-mandiri-dengan-tiket-elektronik