Nama : Ajriyani
Kelas : 4EA31
Npm : 10214687
Sejarah singkat Krl
Kereta masa lampau
·
TAHUN 1925
Kereta
lokomotif listrik pertama buatan Belanda yang dikenal KA Bonbon mulai
beroperasi di Jakarta pada 1926 sampai 1976. Saat ini KA Bonbon dipelihara di Balai
Yasa Manggarai, Jakarta Selatan dan hanya difungsikan untuk kegiatan tertentu.
KA Bonbon merupakan cikal bakal munculnya KRL.
·
TAHUN 1976
Kereta
lokomotif listrik digantikan KRL dari Jepang.
·
TAHUN 1976 - 2006
Para
penumpang masih naik ke atas atap KRL ekonomi. Mereka berebut memanjat ke atap
gerbong lewat jendela. Pedagang juga bebas berjualan di dalam gerbong kereta.
·
TAHUN 1976 - 2013
Kondisi
peron di sejumlah stasiun yang masih dipenuhi pedagang. Para pedagang bebas
berjualan, bahkan menggelar pasar tumpah di bantaran rel.
Perubahan wajah kereta dan stasiun
·
23 Maret
2009
Pembenahan layanan KRL Jabodetabek diawali dengan pembelian 8 unit kereta AC
pertama seri 8500 yang kemudian dibentuk menjadi satu rangkaian KRL. Saat itu,
rangkaian KRL pertama ini dikenal dengan nama Jalita, akronim dari Jalan-jalan
Lintas Jakarta.
·
19 Mei
2009
PT KAI membentuk anak perusahaan yang khusus mengoperasikan KRL AC. Anak
perusahaan ini diberi nama PT KAI Commuter Jabodetabek atau KCJ. Tahun 2017,
KCJ berganti nama menjadi PT KAI Commuter Indonesia (PT KCI).
·
2 Juli
2011
Pola single operation mulai diterapkan. Pada pola ini, semua KRL AC,
termasuk KRL ekspress mulai dilebur menjadi satu layanan yang diberi nama KRL commuter
line. KRL commuter line wajib
berhenti di setiap stasiun. Sebelum pola ini diterapkan, KRL ekspress hanya
berhenti di beberapa stasiun.
·
5 Desember
2011
Pola operasi loop line mulai diterapkan. Pada pola ini terdapat
penyederhanaan rute KRL dan mulai diterapkannya sistem transit. Dengan
diterapkannya pola operasi loop line ini, tidak ada lagi KRL dari Bogor
yang langsung ke Tangerang, ataupun KRL dari Serpong yang langsung ke Bekasi.
·
Desember
2012
Mulai dilakukan
penertiban terhadap keberadaan kios-kios pedagang liar di area stasiun, baik di
peron maupun halaman stasiun. Penertiban yang dilakukan secara bertahap di
seluruh stasiun di wilayah Jabodetabek ini tercatat berlangsung hingga
pertengahan 2013.
25
Juli 2013: Layanan KRL ekonomi di semua relasi
dihapuskan sehingga seluruh perjalanan KRL di wilayah Jabodetabek dilayani oleh
KRL commuter line. Seiring “hilangnya” KRL ekonomi, penumpang pun tak
ada lagi yang naik ke atap kereta.
Perubahan layanan tiket
·
1 Juli 2013:
PT KCJ
menerapkan sistem tiket elektronik. Tiket elektronik ini menggantikan tiket
kertas yang sebelumnya digunakan. Ada
dua jenis tiket elektronik, yakni kartu single-trip untuk satu kali
perjalanan dan kartu multi-trip (KMT) yang dapat digunakan untuk
beberapa perjalanan selama saldo mencukupi.
·
22 Agustus
2013
PT KCJ
memberlakukan uang jaminan Rp 5.000 pada kartu single-trip. Hal ini
dilakukan menyusul banyaknya kartu single-trip yang tidak dikembalikan sehingga
membuat PT KCJ merugi. Penerapan uang jaminan juga membuat istilah kartu single-trip
diubah menjadi tiket harian berjaminan atau THB.
·
September
2015
PT KCJ mulai mengembangkan jenis
tiket yang biasa digunakan pelanggan. Tidak hanya kartu, tiket juga berbentuk
gelang, stiker, dan gantungan kunci.
·
Januari 2016
PT KCJ menyediakan vending machine
untuk mengurangi transaksi di loket. Dengan adanya mesin ini, penumpang bisa
membeli tiket secara mandiri. Mesin ini dapat melayani semua transaksi, mulai
dari pengisian saldo KMT, pembelian, dan pengembalian THB.
Kesimpulan
Perkembangan
KRL saat ini semakin membaik dari kereta sendiri sudah memakai ac dengan pinru
otomatis sehingga keselamatan penumpang terjaga dan sudah tidak adanya lagi
pedagang didalam kereta dan pedagang asongan sehingga menjaga kebersihan kereta
dan stasiun agar para penumpang nyaman.
Dari segi tiket perubahan pun terjadi dari tiket
kertas hingga sat ini yang digunakan adalah elektronik tiket dengan dua jenis
yaitu single-trip untuk satu kali perjalanan dan kartu multi-trip
(KMT) yang dapat digunakan untuk beberapa perjalanan selama saldo mencukupi.
Saat ini pun sudah dapat dijumpai vending machine, adalah mesin untuk mengisi
saldo tiket dengan mandiri sehingga tidak terjadi anteri yang terlalu panjang.
Dan untuk kartu multi trip yang digunakan untuk beberapa kali perjalanan ini
dapat dibeli di kantor cabang bank bank yang menyediakan kartu multi trip atau
bisa juga di indomart / alfamart seperti contoh flazz bca, brizzi bri,
e- money mandiri,dll.
Kelebihan elektronik tiket :
·
E-ticketing otomatis
mengajarkan budaya tertib bagi pengguna Commuter Line. Mereka dipaksa mandiri.
Membeli sendiri tiket elektronik di vending machine, tak mesti dilayani
oleh petugas karcis di loket.
·
E-ticketing juga
diberlakukan untuk mendorong modernisasi masyarakat. Sebelum e-ticketing
diterapkan, banyak pengguna KRL mengeluh soal uang kembalian mereka yang
kurang. Kini setelah tiket elektronik diterapkan, laporan komplain tersebut
hampir tak ada.